Selasa, 01 April 2014

Cerita-cerita mengagumkan

Dia adalah “Ibuku”
Malam itu sangat gelap, rembulan dan bintang-bintang tak mau menengok kami. Mungkinkah mereka tak mau berteman dengan kami? Keluarga kecil yang Broken. Entahlah! Emang aku pikirin? Yang penting kami bahagia.
Waktu itu, dia tawarkan aku sebungkus mie instan. Aku tak mau, aku menolak. Tapi jangan salah, dia tawarkan lagi sepotong kol, beberapa mie tambahan, dan air yang berlimpah. Aku tak sanggup menolak kebaikan orang itu. Aku bergegas datang dan membeli bahan yang di butuhkan lagi. Aku keluar rumah dan membeli saos murah. Dia yang terhormat, memasak bersama perempuan kecil yang sedikit tua dariku. Aku lari dari warung menuju rumah sederhana. Sesampai di istana kecilku ternyata makanan sudah siap saji. Dengan bahan-bahan yang jumlahnya tak seberapa lalu dicampur dengan sayuran sisa memasak tadi sore, kini hasilnya menjadi mewah, dan berlimpah. Sepanci mie instan oplosan dengan saos murah dan tambahan kecap, rasanya sangat nikmat. Seakan makan spagethi yang ada di kota-kota. Tak kalah menariknya, kami saling berbagi, saling bercerita, saling melempar kebahagiaan. Kami memang keluarga kecil yang tak punya apa-apa, tapi kami bahagia dengan ini.
Dia yang selalu ada untuk kami, dia yang selalu memperhatikan kami de sela-sela kesibukannya. Dia yang tak pernah mngeluh meski penuh lara. Dia yang selalu tersenyum dengan cintanya. Dan dia yang selalu menasehati kami dengan kasih sayangnya. Dia adalah  IBU. Dia adalah ibuku, seseorang yang sangat aku hargai dan banggakan. Dia rela menghantamkan kepalanya ke karang demi keselamata kami. Dia rela menelan ludah orang-orang jahat demi membuat kami tersenyum. Dan dia juga rela menggendong batu di punggungnya dengan sejuta luka demi melihat kami masak. Trimakasih Ibu. Kau adalah segalanya bagi kami. Aku, kakak, dan adik sangat-sangat mencintaimu. We LoveYou Mom...
Maafkan aku mamah, karena aku sering membantahmu. Maafkan Aku karena Aku pernah membuang muka di depanmu. Maafkan aku karena aku pernah melempar uang yang telah kau berikan kepadaku. Maafkan aku mamah, maafkan aku karena aku sering membentakmu dengan kasar hingga batinmu tersayat. Mamah, aku mohon maafkanlah aku. Aku mencintaimu.

Ia selalu memberikan maaf kepada setiap anak-anaknya. Dia adalah surgaku, dia adalah malaikatku. Dia adalah IBUKU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar